Blogger

Sabtu, 13 Oktober 2012

sejarah

Perancang Lambang Garuda Pancasila yang Terlupa 163 Votes Siapa tak kenal burung Garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila). Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu? Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913. Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab –walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak –keduanya sekarang di Negeri Belanda. Read more… Share this: Twitter51 Facebook1K+ Email More Like this: Like Be the first to like this. May 1, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: SejarahRI Tags: Perancang Lambang Garuda Palagan Ambarawa 12-15 Desember 1945 64 Votes Perjuangan heroik rakyat Indonesia dalam mempertahankan dan memperjuangkan Kemerdekaannya sungguh tidak bisa diabaikan begitu saja, mereka bahu membahu dengan segala golongan, mulai dari petani, pedagang, guru, hingga para pelajar bersama dengan tentara tanpa mengenal rasa lelah, takut serta kelaparan berjuang menghadapi desingan peluru serta berondongan persenjataan modern milik para penjajah. Sungguh perjuangan yang sangat menguras tenaga dan airmata, mengorbankan segalanya baik nyawa ataupun harta. Beribu bahkan berjuta nyawa rakyat Indonesia melayang demi kemerdekaan bangsa ini, mereka rela menyerahkan nyawanya menjadi martir demi anak cucunya nanti. Read more… Share this: Twitter18 Facebook200 Email More Like this: Like One blogger likes this. nkri75 May 1, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: SejarahRI Tags: Ambarawa Menelusuri Jejak Imigran Jawa di Suriname 42 Votes Wajah Sidin pada pas foto di surat kesehatannya terlihat gagah. Pemuda asal Pekalongan itu menggunakan ikat kepala kain khas pemuda daerah pesisir Jawa, tidak berbaju dan bercelana putih. Dalam foto tahun 1908 yang dibuat pemerintah kolonial Belanda untuk pelengkap surat kesehatan sebagai syarat mengiriman Sidin ke Suriname itu dia berpose duduk santai dengan tangan di atas paha. Bagi cucu Sidin, foto itu mempunyai arti penting dan bersejarah. Maurit S Hassankhan/Sandew Hira memuat foto Sidin itu dalam buku Historische Database Van Suriname, Gegevens Over de Javaanse Immigranten (Data Sejarah Suriname, Data Imigrasi Orang Jawa) yaitu buku yang berisi data para imigran Jawa ke Suriname. Read more… Share this: Twitter24 Facebook271 Email More Like this: Like Be the first to like this. May 1, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: SejarahRI Tags: Suriname Foto Suku Jawa di Suriname 49 Votes Share this: Twitter17 Facebook224 Email More Print Reddit Digg StumbleUpon Like this: Like Be the first to like this. May 1, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: SejarahRI Tags: Suriname Marsinah oleh Marjinal 34 Votes Kulihat Buruh perempuan Berkeringat Membasahi bumi Yang gelap Energi yang kau curahkan Begitu besar tlah kurasakan Terhanyut dalam kesombongan terlupakan Gemerlap cahayamu Membentangi garis kehidupan Ada lara rintih caci maki Kau hadapi Keringat dan ketegaranmu Mengalir deras tak ternilai Hanya tetes darah dan air mata Yang kau curah Ooo Marsinah Kau termarjinalkan Ooo Marsinah Matimu tak sia sia Download disini: http://www.4shared.com/audio/y-TDTBH6/Marjinal_-_Marsinah.html (Sumber: Kapanlagi.com) May 1, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: Marsinah Tags: Marsinah Marsinah: Korban Orde Baru, Pahlawan Orde Baru 11 Votes Kompas, edisi khusus ulang tahun, Rabu, 28 Juni 2000. Jasad Marsinah diketahui publik tergeletak di sebuah gubuk berdinding terbuka di pinggir sawah dekat hutan jati, di dusun Jegong, desa Wilangan, kabupaten Nganjuk, lebih seratus kilometer dari pondokannya di pemukiman buruh desa Siring, Porong. Tak pernah diketahui dengan pasti siapa yang meletakkan mayatnya, siapa yang kebetulan menemukkannya pertama kali, dan kapan? Sabtu 8 Mei 1993 atau keesokan hari Minggunya? Seperti juga tak pernah terungkap melalui cara apapun: liputan pers, pencaraian fakta, penyidikan polisi, bahkan para dukun maupun pengadilan, oleh siapa ia dianaya dan di(ter)bunuh? Di mana dan kapan ia meregang nyawa, Rabu malam 5 Mei 1993 atau beberapa hari sesudahnya? Kita cuma bisa berspekulasi dan menduga-duga. Kita memang bisa mereka-reka motif pembunuhan dan menafsirkan kesimpulannya senidri. Tapi kita tak mampu mengungkap fakta-faktanya. Kunci kematiannya tetap gelap penuh misteri hingga kini, walau tujuh tahun berselang. Read more… Share this: Like this: Like Be the first to like this. May 1, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: Marsinah Marsinah, Tragedi Seorang Buruh Perempuan 7 Votes Hutan Wilangan, Nganjuk tanggal 9 Mei 1993. Awalnya adalah anak-anak yang bermain. Mengira bahwa kaki yang menjulur pada sebuah gubuk kelompok tani adalah milik orang gila yang biasa tidur di situ. Mereka menggoda sambil melempari dengan kerikil. Setelah berkali-kali dilempari dan tak ada reaksi, mereka pun mendekat. Alangkah terkejutnya ketika mereka mendapati bahwa kaki yang menjulur itu adalah kaki seorang mayat perempuan. Mayat tersebut tergeletak dalam posisi terlentang. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka memar bekas pukulan benda keras. Kedua pergelangan tangannya lecet-lecet, diduga akibat diseret dalam tangan terikat. Tulang panggulnya hancur karena pukulan benda keras berkali-kali. Dari sela-sela pahanya ada bercak-bercak darah, diduga akibat penganiayaan dengan benda tumpul. Pada bagian yang sama menempel kain putih berlumuran darah. Mayatnya ditemukan dalam keadaan lemas. Read more… Share this: Twitter58 Facebook121 Email More Like this: Like Be the first to like this. May 1, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: Marsinah Tags: Marsinah SEJARAH HARI BURUH SE-DUNIA (MayDay) 4 Votes May Day lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Perkembangan [kapitalisme] industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja. Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi di tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya. Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat. Read more… Share this: Twitter Facebook Email More Like this: Like Be the first to like this. May 1, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: Lain-lain Tags: Sejarah Hari Buruh Tradisi Pernah Didefinisikan “Biadab” 3 Votes Setelah William Thomas memperkenalkan istilah ”folk-lore” yang dimaknai sebagai pengakuan adanya sistem budaya dan pengetahuan masyarakat tradisional, 1846, Eropa Barat mulai bergerak melakukan studi tentang potensi seni yang dikategorikan ”tradisional” itu. Di Inggris, 1878, didirikan ”Folk-lore society” yang bekerja menerbitkan folklor lokal maupun yang berasal dari luar kebudayaan mereka. Negeri-negeri pemakai bahasa Jerman pun giat melakukan studi akademis: mengumpulkan, merekam, menulis dan mengklasifikasikan cerita- cerita rakyat, pakaian-pakaian tradisional yang khas, musik, tari, seni visual (gambar/lukis), serta aneka kerajinan masyarakat tradisional di pedesaan yang mereka sebut ”tak berpendidikan” dan ”tak tersentuh kehidupan modern”: sebutan yang terbias oleh definisi tradisi pada masa itu. Read more… Share this: Twitter Facebook Email More Like this: Like Be the first to like this. April 30, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: Lain-lain Tags: Tradisi Ratu Adil Bermodal Keris 6 Votes KABAR itu disiarkan melalui radio tabung ketika fajar baru terbit, 4 Juni 1962. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, “Imam Negara Islam Indonesia”, “diringkus” tentara di persembunyiannya yang becek dan basah, di sebuah hutan yang tidak lebat di Jawa Barat. Kastolani, komandan kompi Tentara Islam Indonesia di Brebes, Jawa Tengah, tak mampu menahan amarah. Ia berniat mengajak sembilan anak buahnya menyerbu markas Tentara Nasional Indonesia. Berusia 29 tahun ketika itu, Kastolani bertambah geram akan sikap para komandannya. “Komandan Batalion” dan “Komandan Resor Militer” Tentara Islam Indonesia di Brebes justru menganjurkan prajuritnya menyerah. “Saya tegaskan: komandan yang menyerah akan saya tembak,” tuturnya kepada Tempo di rumahnya di Salem, Brebes, akhir Juli lalu. Read more… Share this: Twitter Facebook Email More Like this: Like Be the first to like this. April 30, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: Kartosoewirjo Tags: Kartosoewirjo Kekasih Orang Pergerakan 4 Votes BATU-BATU kali di atas nisan itu telah berlumut, di bawah payungan pohon-pohon menjulang. Ini sebuah kompleks makam keluarga di belakang Masjid Jamik di Kampung Bojong, Malangbong, di Garut, sebuah kota pedalaman di Jawa Barat. Suasana hening dan adem ketika Tempo berziarah ke sana pada Juli lalu. Di sinilah Dewi Siti Kalsum, istri Kartosoewirjo, yang akrab dipanggil Wiwiek, beristirahat untuk selamanya. Lahir pada 1913, Dewi wafat 12 tahun lalu dalam usia 85 tahun. Bersebelahan dengan makam Dewi adalah kuburan Raden Rubu Asiyah, ibundanya, perempuan menak asal Keraton Sumedang, Jawa Barat. Di pemakaman ini Kartosoewirjo ingin dikuburkan. “Bapak ingin jenazahnya dekat dengan keluarga Malangbong,” kata Sardjono, anak bungsu Kartosoewirjo, kepada Tempo. Read more… Share this: Twitter Facebook Email More Like this: Like Be the first to like this. April 30, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: Kartosoewirjo Tags: Kartosoewirjo Akar Yang Terserak 3 Votes AWAL tahun lalu, Bambang Soerjadi, 74 tahun, kaget kedatangan tiga tamu tak dikenal. Mereka berbicara dengan aksen Sunda. Setelah disilakan duduk di kursi tua di ruang tamu rumahnya, salah seorang tamu-yang kurus dan berkumis-memperkenalkan diri sebagai Herman. Ia menantu Dianti, salah seorang anak Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. “Setelah itu, saya senang sekali,” kata Soerjadi. “Seperti sudah kenal lama.” Bersama saudara-saudaranya, Herman datang dari Garut, Jawa Barat, untuk mengumpulkan kembali keluarga besar “Imam”-panggilan Kartosoewirjo-yang terserak. “Selama ini silaturahmi terputus,” kata Herman, yang dihubungi terpisah. Ia mengemban tugas wakil keluarga Kartosoewirjo. Pertemuan penuh haru di rumah di Jalan Setiabudi Nomor 20, Rembang, Jawa Tengah, itu diakhiri pelukan emosional Read more… Share this: Twitter Facebook Email More Like this: Like Be the first to like this. April 30, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: Kartosoewirjo Tags: Kartosoewirjo Sejarah Singkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3 Votes Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa disingkat dengan DIY adalah salah satu daerah otonom setingkat provinsi yang ada di Indonesia. Propinsi ini beribukota di Yogyakarta. Dari nama daerah ini yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runutan sejarah berdirinya propinsi ini, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Read more… Share this: Twitter Facebook Email More Like this: Like Be the first to like this. April 30, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment Categories: Sejarah Provinsi di Indonesia Tags: Yogyakarta Mampir di Masyumi 2 Votes MASYUMI lahir pada 7 Agustus 1945, ketika Jepang mulai sibuk bertahan dalam Perang Pasifik. Dalam bukunya Bulan Sabit dan Matahari Terbit, Harry J. Benda melihat: Jepang merestui pendirian organisasi Islam itu dengan harapan kekuatan Islam membantu dalam perang. Padahal para pendiri Masyumi-Kiai Haji Wachid Hasyim, Mohammad Natsir, Kartosoewirjo, dan lainnya-menghendaki organisasi ini dapat menghadirkan semangat Islam dalam perang kemerdekaan. Waktu itu Kartosoewirjo bukan pendatang baru. Sebelum terpilih sebagai Komisaris Jawa Barat merangkap Sekretaris I Masyumi, ia sudah aktif dalam Majelis Islam ‘Alaa Indonesia (MIAI), salah satu organisasi cikal bakal Masyumi. Bersama kawan-kawannya, atas izin Aseha-residen Jepang di Bandung-ia mendirikan cabang MIAI di lima kabupaten di Priangan. Read more… Share this: Twitter Facebook Email More Like this: Like Be the first to like this. April 30, 2011 Sejarah Indonesia Leave a comment

Tidak ada komentar:

Posting Komentar